PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia saat ini umunya telah sering menggunakan obat – obatan modern
dalam mengobati penyakit – penyakitnya. Namun belum banyak manusia yang tau
khasiat – khasiat obat tradisonal. Contohnya yang akan kita bahas pada karya
tulis ini, yakni “tanaman katuk”. Tanaman katuk memiliki khasiat – khasiat yang
baik dan mungkin baru hanya segelintir orang yang tau bagaimana khasiat dari
daun katuk itu sendiri dan telah biasa mengkonsumsi obat – obatan modern
seperti sekarang. Daun katuk sendiri memiliki beberapa khasiat bagi manusia,
yakni sebagai antikuman, antilemak, pelancar ASI (air susu ibu) serta sebagai
pembersih racun, bakteri dan virus. Daun katuk telah banyak diteliti para ahli,
diduga daun katuk mengandung banyak kadar vitamin C yang sangat dibutuh kan
manusia dan juga dapat memperlancar metabolism dalam tubuh.
Maka untuk lebih memperdalam hal ini, penulis mengambil judul yaitu
“PEMANFAATAN TANAMAN KATUK SEBAGAI ANTIKUMAN, ANTILEMAK DAN PELANCAR ASI”
B.
Rumusan
Masalah
Pengetahuan
orang – orang tentang beberapa manfaat
obat - obatan tradisional masih belum banyak
dan terlalu panatik dengan obat – obatan modern seperti sekarang ini. Oleh
karena itu, penulis mengangkat beberapa rumusan masalah yakni :
1. Apa
saja komposisi gizi yang terkandung dalam tanaman Katuk
?
2. Bagaimana
khasiat / manfaat dari tanaman Katuk ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan karya
tulis ini yakni :
1. Mengetauhi difinisi dari tanaman Katuk sebagai obat tradisional.
2. Mempelajari secara lebih detail
tentang khasiat tanaman Katuk
tersebut.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini yakni :
1.
Sebagai sumber
informasi bagi pembaca yang belum mengetahui ataupun sudah mengetahui tanaman
katuk menjadi lebih tau dan paham.
2.
Sebagai sumber
informasi bagi pembaca untuk dapat mengetahui secara mendetail bagaimana
khasiat dari tanaman katuk tersebut.
BAB
II
LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
Tanaman Katuk atau dengan nama ilmiah Sauropus Adrogynus (L) Merr, merupakan anggota familia
Euphorbiaceae. Tanaman katuk memiliki nama – nama tersendiri di setiap daerah
contohnya Memata (melayu), Simani (minangkabau), kebing dan katukan (jawa) dan
masih banyak yang lainnya.
Tanaman katuk tumbuh subur di Indonesia pada ketinggian 0 – 2.100 meter
dpl. Tanaman ini berupa perdu, yang tingginya mencapai 2-3m. Cabang – cabangnya
agak lunak, daunnya tersusun selang seling pada 1 tangkai, berbentuk lonjong
bundar dengan panjang 2,5cm dan lebar 1,23-3cm. Buah berbentuk bulat di cabang
– dibawah daun.
B.
Metode
Yang Digunakan
Adapun
beberapa metode yang digunakan oleh penulis dalam mengerjakan karya tulis ini,
yakni :
1. Metode
Wawancara
Dalam mengerjakan karya tulis ini, penulis pertama – tama melakukan
metode wawancara. Metode wawacara adalah dimana penulis bertanya kepada seorang
sumber (narasumber) untuk mendapatkan informasi yang lebih, dan penulis dapat
bertanya dan mencatat apa pendapat narasumber.
2. Pengolahan
Data
Dalam Mengerjakan karya tulis ini, penulis juga
menggunakan metode pengolahan data. Metode pengolahan data yang dimaksud adalah
penulis mencari sumber dari wawancara, membaca sumber pustaka, dan juga di
beberapa media - media seperti internet.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Tanaman
Katuk
Tanaman Katuk atau dengan nama ilmiah Sauropus Adrogynus (L) Merr, merupakan anggota familia
Euphorbiaceae. Tanaman katuk memiliki nama – nama tersendiri di setiap daerah
contohnya Memata (melayu), Simani (minangkabau), kebing dan katukan (jawa) dan
masih banyak yang lainnya.
Tanaman katuk tumbuh subur di Indonesia pada ketinggian 0 – 2.100 meter
dpl. Tanaman ini berupa perdu, yang tingginya mencapai 2-3m. Cabang – cabangnya
agak lunak, daunnya tersusun selang seling pada 1 tangkai, berbentuk lonjong
bundar dengan panjang 2,5cm dan lebar 1,23-3cm. Buah berbentuk bulat di cabang
– dibawah daun.
Ada 2 jenis tanaman katuk, yakni katuk merah dan katuk hijau. Katuk
merah masih banyak dijumpai di hutan – hutan dan sudah banyak dikoleksi oleh
para penghobi sebagai tanaman hias karena warna daunnya yang indah. Di Indonesia
daun katuk terkenal dikalangan ibu
– ibu sebab dapat memperlancar air susu ibu (ASI).
Daun yang popular juga sebagai sayur dan obat – obatan ini juga berfungsi
sebagai vitalitas seks, mencegah osteoporosis dan mengobati macam – macam
penyakit lainnya. Pengembangan riset mengenai daun katuk terus dilakukan,
terutama untuk menghilangkan efek negative yang mungkin timbul, daun katuk
disarankan untuk di konsumsi matang, dapat
juga direbus atau ditumis.
Gambar 1
B.
Komposisi Gizi Daun Katuk
Daun katuk kaya akan besi, provitamin A dalam bentuk carotene, vitamin
C, minyak sayur, protein dan mineral lainnya. Setiap 100 gram daun katuk
mengandung, 72 kalori, 70 gram air, 4,8 gram protein, 2gram lemak, 11 gram
karbohidrat, 2,2 gram minerat, 24 mg kalsium, 83 mg fosfor, 2,7 mg besi, 0,10
vitamin B6 dan 200 mg vitamin C.
Selain zat – zat gizi tersebut diatas, daun katuk juga mengandung
senyawa metabolic sekunder yaitu monomrthyl succinate dan cis-2-methyl
cyclopentanil asetat (ester), asam benzoate dan asam fenil malonat (asam
karbosilat), 2- pyrolodinon dan methyl pyroglutamae (alkaloid), saponin,
flavonoid dan tanin. Senyawa – senyawa tersebut sangat penting dalam
metabolisme, lemak, karbohidrat, dan protein dalam tubuh. Dari uraian tersebut,
maka daun katuk sangat baik untuk dikonsumsi sebagai sayur sehari – hari.
Dilihat dari nilai gizinya, daun katuk punya nilai gizi yang cukup baik,
seperti, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. komposisi
kimia daun katuk dapat dilihat pada table dibawah ini.
Komposisi kimia daun katuk per 100 gram
Komponen gizi
|
Kadar
|
Energi
(kkal)
|
59
|
Protein
(g)
|
4,8
|
Lemak
(g)
|
1,0
|
Karbohidrat
(g)
|
11,0
|
Serat
(g)
|
1,5
|
Abu
(g)
|
1,7
|
Kalsium
(mg)
|
04
|
Fosfor (mg)
|
83
|
Besi (mg)
|
2,7
|
Vitamin
A (SI)
|
10.370
|
Vitamin
C (mg)
|
239
|
Vitamin
B1 (mg)
|
0,1
|
Air
(g)
|
81
|
Tabel 3.1
Daun katuk juga mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita
influenza. Daun katuk merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Disini dapat
dilihat perbandingan kadar vitamin C pada berbagai bahan pangan.
Perbandingan
komposisi vitamin C per 100 gram bahan pangan :
Bahan Pangan
|
Kadar Vitamin C (mg/100 g)
|
Jambu
biji
|
87
|
Pepaya
|
78
|
Jeruk
|
49
|
Rambutan
|
58
|
Mangga
|
30
|
Belimbing
|
35
|
Durian
|
53
|
Jeruk
Bali
|
43
|
Bayam
|
80
|
Daun Katuk
|
239
|
Kembang
kol
|
69
|
Sawi
|
102
|
Tabel 3.2
Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam
berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kalogen, pengangkut lemak,
pengangkut electron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu guzi yang sehat,
pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Selain itu vitamin C juga
sangat diperlukan tubuh untuk menyembuhkan luka dan meingkatkan fungus otak
agar dapat bekerja maksimal.
Daun katuk memiliki kadar kalsium yang tinggi. Kalsium merupakan salah
astu hal terpenting yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari
kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan osteoporosis di usia
dini, umumnya terjadi pada wanita. Tekanan darah tinggi juga disebabkan oleh
kadar kalsium di dalam darah yang sangat rendah.
Gambar
1
Selain memperlancar produksi ASI yang telah dikenal sampai saat ini,
daun katuk juga kaya senyawa yang dapat meningkatkan mutu dan jumlah sperma,
termasuk membangkitkan vitalitas seksual. Daun katuk dipenuhi senyawa fitokimia
berkhasiat obat. Tidak kurang, terdapat 7 senyawa aktif yang dapat merangsang
produksi hormone – hormone steroid dan senyawa eikosanoid.
C.
Khasiat
–
Khasiat Daun Katuk
Adapun
khasiat – khasiat daun katuk yang lainnya, sebagia berikut :
1. Sebagai pembersih racun, bakteri dan virus
Dr. Leenawaty dari ITB membuktikan bahwa daun katuk yang kaya akan klorofil,
yaitu 8% dari berat kering, paling banyak diantara daun tanaman lain.
Menurutnya klorofil / zat hijau daun mempunyai manfaat yang sangat baik bagi
tubuh manusia. Klorofil dapat membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan
sisa metabolism tubuh, sekaligus bakteri – bakteri dan virus yang ada dalam
tubuh manusia. Bahkan klorofil dapat menghilangkan senyawa kimia yang bersifat
racun pada tubuh.
2. Daun katuk sebagai antikuman
Daun katuk sering diambil daun dan akarnya yang digunakan sebagai obat
luar untuk mengobati borok, bisul, koreng, demam, darah kotor dan frambusia.
Zat yang berfungsi sebagai antikuman pada daun katuk diduga adalah tanin dan
flavonoid. Daun katuk jika di ekstrak dengan air panas mampu menurunkan jumlah Salmonella sp, Excherichia coli dan Streptococcus sp. Bahkan pada lvl
memberian 1,5g/1 air ekstrak tersebut mampu meningkatkan jumlah lactobacillus sp dan bacillus subtilis sp merupakan salah
satu mikrobia efektif, yang mempunyai peranan penting dalam kesehatan baik pada
manusia, hewan maupun tumbuhan.
3. Katuk pelancar ASI
Dari pengalam empiric, daun katuk memiliki khasiat memperlancar produksi
susu baik pada manusia maupun pada hewan. Pada ibu – ibu yang mengalami ganguan
pengeluaran air susu, maka biasanya mereka memakan antara lain daun katuk ini.
Injeksikan ekstra daun katuk pada kelinci terbukti meningkatkan produksi air
susu. Injeksi ekstrak daun katuk ini juga mampu meningkatkan produksi susu
sebesar 20% pada kambing perah. Injeksi esktrak ini tidak mengubah kadar lemak,
protein dan bahan kering tanpa lemak air susu kambing. Pada aktifitas
metabolism glukosa terjadi peningkatan sebesar lebih dari 50% yang berarti
kelenjar kambing bekerja lebih ekstra untuk mensintensis air susu.
Karena daun katuk kaya akan carotene, maka konsumsi daun katuk dalam
jumlah tertentu diduga akan meningkatkan kadar vitamin A pada susu, vitamin C
dan mineral terutama zat besi.
4. Daun katuk sebagai antilemak
Pemberian tepung daun sebanyak 30g/kg ransum memberikan akumulasi lemak
yang terendah. Turunnya akumulasi lemak oleh daun katuk diduga disebabkan oleh
zat aktif yang ada dalam daun katuk. Daun katuk mengandung flavonoid, saponin
dan tannin. Menurut para ahli ketiga zat tersebut mempunyai khasiat untuk
menurunkan akumulasi lemak.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
seluruh isi karya tulis ini, penulis dapat memetik dan merumuskan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Tanaman
Katuk atau Sauropus Adrogynus
cocok sebagai antikuman, antilemak, membersihkan
bakteri, virus dan racun, serta sebagai pelancar ASI.
2. Tanaman
Katuk mengandung kadar vitamin C yang cukup banyak dan sangat cocok dikonsumsi
setiap hari.
B.
Saran
Dari
seluruh isi karya tulis ini, adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis
kepada pembaca, antara lain :
1. Saran
kepada masyarkat
Masyarkat
sebaiknya lebih baik menggunakan tanaman obat tradisional yang telah diteliti memiliki khasiat yang lebih baik dan alami
dibandingkan dengan obat – obatan pabrik seperti sekarang ini
2. Saran
kepada pemerintah
Pemerintah
sebaiknya dapat mengembangkan tanaman – tanaman obat dahulu untuk digunakan
oleh masyarakat sekarang dalam penyembuhan. Sebab biaya yang lebih murah dan
khasiat yang tidak kalah baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar