BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika
di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api? bagaimana kita melihat, mendengar dan lain
sebagainya? mungkin jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini akan
membahas tentang sistem saraf.
Sistem koordinasi/sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu
bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan.Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di
otak.Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke
organ yang bersangkutan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa yang dimaksud dengan
sistem saraf ?
1.2.2.
Apa saja struktur sel
saraf ?
1.2.3.
Apa saja macam-macam sel
saraf ?
1.2.4.
Bagaimana mekanisme
jalannya impuls saraf ?
1.2.5.
Apa yang dimaksud sistem
saraf pusat ?
1.3. Tujuan
1.3.1.
Untuk mengetahui
pengertian sistem saraf
1.3.2.
Untuk mengetahui
struktur sel saraf
1.3.3.
Untuk mengetahui macam-macam
sel saraf
1.3.4.
Untuk mengetahui
mekanisme jalnnya impuls saraf
1.3.5.
Untuk mengetahui apa itu
sistem saraf pusat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf
adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
2.2. Struktur Sel Saraf
a.
Dendrit
Dendrit adalah serabut
sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan
sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.Misalnya,
berupa rasa nyeri dari reseptor tekanan pada kulit.
b.
Badan Sel
Badan sel saraf
merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel
saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan nisel.
c.
Akson
Akson disebut neurit.
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma
badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut
neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.
2.3. Macam Sel Saraf
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan atas sel saraf sensori, sel
saraf motor, dan sel saraf asosiasi. Ketiga macam sel saraf tersebut
berhubungan dengan sistem saraf pusat.
a.
Sel Saraf Sensori
Fungsi sel saraf sensori
adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b.
Sel Saraf Motor
Fungsi sel saraf motor
adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c.
Sel Saraf Asosiasi.
Sel saraf asosiasi
disebut juga sel saraf intermediet. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.
Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf
asosiasi lainnya.
2.4. Mekanisme Jalannya Impuls Saraf
a. Penghantaran Impuls Saraf melalui membran Plasma
Penghantaran impuls baik
yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat
terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian
dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi
berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan
potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada
diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat
maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena
terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
b. Penghantaran Impuls Saraf melalui Sinapsis
Titik temu antara
terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada
tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai
pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di
sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada
reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
2.5. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat
meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran
meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
o
Pia Meter, Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah
dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk
memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
o Araknoid, disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis, semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
o
Dura mater, merupakan selaput yang kuat dan bersatu
dengan tengkorak.
Sistem saraf pusat meliputi otak
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
a)
Otak ( ensefalon )
Otak manusia dibedakan
atas tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
1.
Otak Depan ( Prosensefalon
)
Otak depan terdiri atas telensefalon dan
diensepalon
§
Telensefalon
Telensefalon merupakan bagian otak yang berkembang
secara cepat, baik menurut ukuran maupun kompleksitasnya.Komponen utamanya
adalah sereberum dan bulbus olfaktori
Sereberum atau otak
besar merupakan bagian otak utama dan paling berkembang. Otak besar mempunyai
fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan
sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks
otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
§
Diensefalon
Diensefalon terdapat di depan otak tengah. Bagian
otak ini mengandung beberapa komponen, antara lain berupa talamus, hipotalamus,
kelenjar pineal, dan kelenjar pituitari.
Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan
untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk
pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan
biologis lainnya.
2.
Otak Tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah terletak di
depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan
kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak
berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
3.
Otak Belakang (
Rhombensefalon )
Otak belakang merupakan
bagian otak yang bersambungan dengan sumsum tulang belakang. Pada bagian otak
ini terdapat beberapa komponen utama, yaitu serebelum, pons, dan medulla
oblongata.
Serebelum atau otak
kecil mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Jembatan varol atau pons
varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Sumsum sambung atau
medulla oblongata berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak
alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung
juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
b)
Sumsum Tulang Belakang (
Medula Spinalis )
Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian
dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum
tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut
tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju
efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sistem saraf merupakan
salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari
reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri
dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi
dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari
sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
3.2.
Saran
Untuk
dapat memahami sistem saraf, selain membaca
dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan
lain-lain) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan
selalu diingat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar